Ada yang bersifat
tetap dan sebaliknya yang bersifat berubah. Kita awali yang bersifat tetap
adalah idealism, sedangkan yang bersifat berubah adalah materialisme. Yang
bersifat tetap adalah Monoisme, sedangkan yang bersifat berubah adalah
Pluralisme. Yang bersifat tetap adalah Spiritualisme sedangkan yang bersifat
berubah adalah Realisme. Segala hal yang bersifat tetap dapat dianggap ilmu
langit, sedangkan segala hal yang bersifat berubah dapat dianggap ilmu bumi.
Yang bersidat tepat adalah analitik, sedangkan yang bersifat berubah adalah
sintetik.
Selanjutnya yang
bersifat tetap adalah hukum, theorem, dan aksioma, sedangkan yang bersifat
berubah adalah pengalaman atau empiris. Orang yang mempercayai apa yang belum
ia kenali, dapat menerima hanya berdasarkan informasi yang diperolehnya disebut
orang beraliran A Priori. Sedangkan orang yang tidak mudah mempercayai
informasi sehingga harus melihat, mendengar, atau mengenali secara langsung
objeknya disebut orang beraliran Empiricism. Pada intinya A Proiri dapat
menerima segala teori yang memang diterima secara umum, sedangkan Empiricism
harus mengalami sendiri suatu kejadian untuk dapat mempercayai sesuatu hal.
Selanjutnya yang
bersifat tetap adalah Identitas, misalkan A = A, senantiasa tetap. Sedangkan
yang bersifat berubah adalah Kontradiksi, misalkan A ≠ A, senantiasa berubah, sebagai analogi
bahwa Kita yang sekarang bukan Kita yang dahulu atau yang akan dating,
senantiasa berubah. Pada intinya segala sesuatu yang bersifat tetap hanya milik
Tuhan, kuasa Tuhan, Kausa Prima. Sementara itu segala sesuatu yang bersifat
berubah berada di alam, atau disebut hukum alam.
Salah satu tokoh
pendukung “Ketetapan” selain Permenides yaitu Rene Descartes. Dipihak lain,
sebagai penantangnya, yaitu tokoh yang mendukung “Perubahan” selain Heraclitos
yaitu David Hume. Ditengah pertentangan hebat tersebut ada seorang tokoh yang
mmenjadi juru damai yaitu Imanuel Kant. Imanuel Kant mempertanyakan apakah
semua hal bersifat tetap? Apakah semua hal bersifat berubah? Menurut
pengamatannya tidak semua hal di dunia ini bersifat tetap dan tidak pula
semuanya bersifat berubah. Sebagai contoh sederhana, sesuatu yang bersifat
tetap adalah garis keturunan. Sampai kapanpun, dari dulu sampai sekarang dan
nanti, Kita tetaplah anak dari orang tua kita, tidak akan pernah berubah status
tersebut, status kekeluargaan tersebut akan tetap melekat, meskipun kita
merubah nama Kita sekalipun.
Selanjutnya apa
contoh dari hal yang bisa berubah? Yaitu pikiran kita. Pikiran kita dapat
senantiasa berubah seiring sejalan dengan ilmu pengetahuan yang kita konstruksi
dalam pikiran kita. Imanuel Kant Mengawinkan antara apa yang tetap dengan apa
yang berubah yang disebut Sintetik Apriori. Selanjutnya ada tokoh yang sangat
keras menentang kedua kelompok yang sudah dipaparkan sebelumnya, yaitu kelompok
tetap dan kelompok berubah. Tokoh tersebut adalah Auguste Compte (1857).
Auguste Compte menyatakan bahwa “Ketetapan” dan “Perubahan” sama-sama tidak
berguna. Auguste Compte membuat aliran baru yaitu Positivsm, yang meletakkan
positif sebagai puncak tertinggi, kemudian dilanjutkan di bawahnya yaitu
metafisik, kemudian menempatkan agama di paling dasar. Sontak saja pemikiran
Auguste Compte ini mengguncang dunia, apalagi kaum spriritualis.
No comments:
Post a Comment